Selasa, 20 Desember 2011

Kwalitas Bibit Menentukan Hasil Panen

Sasaran akhir dari usaha budi daya jamur adalah hasil panen yang maksimal. Dari semua tahapan proses produksi, jika dijalankan dengan benar, mulai dari pengadukan bahan, permentasi, sterilisasi, inokulasi hingga pemeliharaan akan sampai pada tahap akhir yaitu panen jamur segar.

Namun semua tahapan tersebut belum menjamin bahwa hasil panen akan maksimal sesuai yang diharapkan. Seringkali Petani Jamur mengalami kerugian, bukan karena gagal dalam proses produksi namun karena hasil panen sangat minim, jauh dari target yang diharapkan. Jika dari satu baglog media tanam idealnya menghasilkan 4 - 6 ons jamur segar, ternyata hanya mampu menghasilkan 2-3 ons saja. Tentu hal ini sangat merugikan petani jamur apalagi jika harga bahan baku saat ini sangat tinggi sehingga biaya produksi menjadi mahal. Dengan hasil panen yang minim itu, petani harus menelan kerugian.

Kondisi ini seringkali membuat bingung petani, karena dari proses produksi tidak ada kesalahan. Terbukti baglog media tanam bisa ditumbuhi miselia dengan sempurna dan menghasilkan panen. Komposisi nutrisi juga sudah maksimal. Bahkan saat dipelihara baglog media tanam masih terlihat utuh meski pertumbuhan jamur sudah terhenti (tidak keluar lagi jamur yang bisa dipanen).

Jika hal ini terjadi, boleh jadi kwalitas bibit yang rendah. Bibit yang ditanam di media seharusnya bibit f2 (turunan ke dua). Secara urut produksi bibit itu diawali dengan F0 (kultur jaringan atau cetak spora) dengan media PDA atau PDY. Setelah miselia tumbuh sempurna bibit f0 diturunkan lagi ke media biji-bijian menjadi F1, dari F1 diturunkan lagi menjadi F2. Media f2 bisa dibuat dari biji-bijian atau campuran biji-bijian dengan serbuk kayu. Bibit f2 inilah yang seharusnya diturunkan ke baglog media tanam. Hal yang perlu diperhatikan oleh produsen bibit, adalah indukan jamur yang akan diambil sporanya sebagai bibit f0. Jamur yang dipilih harus yang berkwalitas baik. Cirinya jamur berdaun tebal, segar, utuh (tidak kriting), batang besar, umur tumbuh sekitar 2 hari.

Kesalahan yang banyak dilakukan oleh petani jamur atau produsen bibit adalah memperbanyak/menurunkan bibit tanpa memperhatikan urutan yang benar. Kadang bibit f0 diturunkan lagi ke media PDA/PDY sehingga diperoleh bibit F0 lebih banyak. Sesungguhnya ini bukan F0 tapi F1 (turunan ke 1) hanya medianya saja media F0. Jika ini dilakukan bisa dipastikan kwalitas bibit sudah menurun. Apalagi jika turunannya nanti diturunkan lagi, dan terus diturunkan lagi tanpa memperhatikan sudah sampai turunan ke berapa. Maka daya tumbuh bibit akan semakin lemah. Dan efeknya hasil panen tidak akan optimal karena daya tumbuh miselia di dalam media sudah sangat lemah. Kemampuan reproduksinya sudah menurun. akibatnya total panen yang mestinya bisa 7 hingga 8 kali dari satu baglog, akan menurun drastis maksimal 3 kali panen sudah berakhir.

Olehkarena itu, pemilihan bibit yang berkwalitas mutlak diperlukan jika ingin memperoleh hasil panen yang maksimal. Salah satu cara untuk mengenali bibit masih memiliki daya tumbuh yang baik adalah dengan memperhatikan adanya citrus di dalam bibit tersebut. Jika tampilan bibit dalam botol hanya berwarna putih tipis, maka bibit tersebut daya tumbuhnya sudah lemah. tetapi jika didalamnya terlihat ada lapisan yang agak tebal dan berwarna agak kekuningan, kadang-kadang ada sedikit cairan berwarna kuning, itulah citrus. Citrus itulah yang akan menumbuhkan jamur di dalam media.

Dengan menggunakan bibit berkwalitas baik, hasil panenpun bisa optimal, meskipun faktor-faktor lain tetap harus diperhatikan, seperti kelembaban, suhu, dan sirkulasi udara dalam kumbung pemeliharaan.

Salam Sukses